Sunday 15 November 2015

Tindihan "gangguan jin atau kesehatan?"


Ketika posisi setengah tidur setengah sadar, pernahkah Anda mengalami badan tidak bisa digerakan, nafas sesak, & melihat bayangan (hantu)? Hampir keseluruhan masyarakat di berbagai belahan bumi mengenal fenomena ini sebagai gangguan jin, apa lagi kalau sumbernya dari orang tua yang lahir tahun 70an
Saya sendiri juga sering mengalami tindihan. Pernah aku cerita sama Ibuku sendiri, beliau memberikanku nasihat, sebelum tidur jangan lupa membaca doa, selain itu juga memberikan nasihat "sebelum tidur bersihkan tempat tidur dengan sapu lidi kecil & jika tindihan, setelah bangun sentuhkan kaki ke tanah & ganti posisi tidur". Mendengar nasihat sentuhkan kaki ke tanah, saya fikir ibuku juga faham ilmu fisika karena di dalam ilmu fisika (hantu dalam pandangan islam & fisika) jin mempunyai muatan negatif, begitu juga tanah (bumi) yang mempunyai muatan negatif juga sehingga jika berdekatan akan saling tolak-menolak (menjauh). Lalu Bagaimana Islam & Sains melihat fenomena tindihan? Mari kita bahas...


Pandangan Kaca Mata Dokter

Dalam kacamata kesehatan, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur kemudian merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh, karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini biasanya 14-17 tahun. Sleep paralysis berlangsung dalam hitungan detik, hingga menit. Yang menarik lagi, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis. Gejala ini bukan hal yang luar biasa, tapi wajar untuk mereka terutama yang kurang tidur. Saat tubuh terasa sangat lelah, kurang tidur, ternyata otak tak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Sleep paralysis Ini terjadi karena Otak manusia masih terjaga, namun tubuh telah/sedang tidur. Otak hanya bisa membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar stimuli. Secara sais, gelombang otak bisa dijelaskan menjadi 4 tahap:

Beta, Frekwensi 12 - 25 Hz
Dominan pada saat kita dalam kondisi terjaga, menjalani aktifitas sehari-hari yang menuntut logika atau analisa tinggi, misalnya mengerjakan soal matematika, berdebat, olah raga, dan memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9 obyek secara bersamaan.

Alpha, frekuensi 8 - 12 Hz.
Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap waspada. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan ketika kita fokus pada suatu obyek. Gelombang alpha berfungsi sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis yang ringan.

Theta, frekuensi 4 - 8 Hz
Dominan saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi dalam, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar.

Delta, Frekwensi 0,1 - 4 Hz
Dominan saat tidur lelap tanpa mimpi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari tahap gelombang beta atau keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat tahap gelombang delta atau ke mimpi. Ketika otak mendadak terbangun dari tahap delta, tapi tubuh belum bangun, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat. Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jika kita sering mengalami tindihan, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Tindihan umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.
Jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah kita buat akan membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.
Gangguan Lain Selain sleep paralysis, ada gangguan tidur lainnya. Yaitu, insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.
Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini.
Dalam penelitian dilaporkan bahwa di Amerika Serikat sekitar 15 persen dari total populasi mengalami gangguan insomnia yang cukup serius. Gangguan tidur ini merupakan gangguan yang belum serius jika anda alami kurang dari sepuluh hari. Untuk mengatasi gangguan ini kita dapat menggunakan teknik-teknik relaksasi dan pemrograman bawah sadar.
Kebalikan dari insomnia adalah hypersomnia. Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari.
Ada juga gangguan parasomnia, yaitu setengah tidur, setengah terjaga, biasanya merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama tidur, atau yang terjadi pada ambang antara terjaga dan tidur. Paling sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai dengan mimpi lama dan menakutkan. Biasanya, orang terduduk di tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak dengan keras seperti sedang mengalami teror.
Ada juga yang disebut, narcolepsy, gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan pengobatan dari seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini berbeda dengan insomnia yang terjadi secara terus menerus.
Justru penderita narcolepsy ini terkena serangan secara mendadak pada saat yang tidak tepat, seperti sedang memimpin rapat – biasanya terjadi serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut atau jatuh cinta. Serangan narcolepsy dapat melumpuhkan seseorang dalam beberapa menit ketika dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke alam mimpi.
Ada juga apnea, yang merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup serius. Lebih dari 5 juta penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan ini. Faktor risiko terkena gangguan ini antara lain: kelebihan berat badan (overweight), usia paruh baya terutama pada wanita, atau usia lanjut (lansia) yang pernah mengalami ketergantungan obat. Apnea adalah penyakit yang disebut juga îto fall asleep at the wheelî karena sering dialami ketika penderita sedang mengemudikan mobil.
Apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari denyut jantung dan tekanan darah. Ketika terserang, penderita seketika merasa mengantuk dan jatuh tertidur. Penderita apnea mengalami kesulitan bernapas bahkan berhenti bernapas pada saat tidur ketika terserang gangguan ini. Fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kematian seketika pada penderita.
Gangguan tidur lainnya, seperti berbicara atau berjalan dalam keadaan tidur, ataupun menggertakkan gigi merupakan gangguan tidur yang tidak berbahaya. Namun berbahaya jika berjalan dalam tidur menemui objek yang berbahaya (benda tajam, api, batu) atau terjatuh.
Gangguan berbicara dalam tidur hanya akan mengganggu teman sekamarnya. Sedangkan menggertak gigi dapat merusak email gigi. Penyakit menggertak gigi ini disebut dengan bruxism.


Pandangan Kaca Mata Islam

Bisakah karena gangguan setan? Bisa saja. Hal ini bisa juga kombinasi keduanya sebagaimana orang gila. Jika ia banyak masalah dan stress, ia bisa jadi gila jika dibiarkan dan bertumpuk. Orang yang seperti ini hati, iman dan jiwanya lemah sehingga gampang terpengaruh setan bahkan merasukinya.
Demikian juga bahwa penyakit dan gangguan fisik bisa muncul karena sebab fisik atau gangguan dari setan sebagaimana tentang hadits ‘ain (gangguan yang ditimbulkan dari pandangan yang tidak baik semisal hasad , pujian dan lain-lain)
Rasulullah SAW bersabda,
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim)
Dan mimpi juga bisa berasal dari setan yaitu mimpi buruk dan mimpi yang bisa membuat pelakunya ketakutan atau merasa terganggu,
Diriwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra,
Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti-takuti setan, dan kabar gembira dari Allah.”
Dalam lafadz riwayat Muslim,
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam: (1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.” 

Jadi mimpi ada tiga penyebabnya:
1.mimipi yang baik dari Allah
2.mimpi yang buruk dari syaithan
3.mimpi “bunga tidur” yaitu mimpi karena terbawa pikiran atau terkejut dengan suatu peristiwa atau ada sesutau yang terus menerus sedang dipikirkan

Cara mencegahnya
Kita lakukan adab-adab sebelum tidur yang sudah diajarkan oleh Rasulullah saw berupa doa-doa sebelum tidur. Dan juga adab-adab ketika terbangun dari tidur karena mimpi buruk. Karena Allah yang menjaga kita selama kita tidur. Keadaan tidur memang membuat kita lalai sehingga beberapa ulama (sebagian pendapat) menjelaskan bahwa tidur adalah mati “kecil”.
Firman Allah Ta’ala,
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (Az-Zumar : 42)

Ibnu Abbas ra berkata,
“Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya, sampai batas waktu tertentu yaitu selama hidupnya.”

Pengalaman saya tentang tindihan,
Kesimpulan dari pengalamanku sebenarnya sama dengan pembahasan dari sudut pandang kesehatan & islam seperti tulisan di atas. Aku pernah mengalami, ketika tindihan berlangsung, dalam hatiku membaca ayat kursi, terdengar sangat jelas sekali di telingaku suara teriakan "panas... panas... panas..." berulang-ulang hingga aku terbangun sadar 100% masih dalam posisi membaca ayat kursi karena belum selesai bacaanya. Pernah juga aku sebelum tidur sudah wudhu & membaca doa seperti yang dicontohkan Rasulullah saw, ketika sepertiga malam, masih setengah sadar terbangun dalam keadaan tindihan, membaca ayat kursi berulang-ulang masih belum sadar 100% hingga beberapa menit kemudian sadar sendiri. Intinya fenomena tindihan (sleep paralysis atau tidur lumpuh) itu memang dari gangguan kesehatan, hanya saja setan/jin  menambahinya dengan gangguan mereka


Sumber: doktersehat.com & muslimafiyah.com
Secara sain, gelombang pada otak dapat dijelaskan sebagai berikut (dalam http://danielrsn.wordpress.com) : Dalam otak terdapat jutaan sel syaraf yang saling berinteraksi, interaksi tersebut adalah berupa lompatan impuls yang berupa sinyal listrik dari satu neuron ke neuron yang lain. Lompatan – lompatan impuls ini kemudian menghasilkan suatu gelombang, semakin cepat frekuensi lompatan impuls maka semakin besar frekuensi gelombang yang dihasilkan. Besarnya frekuensi gelombang otak menandakan kondisi fisik, kesadaran. dan pikiran kita.. Betha, frekuensi 12 – 25 Hz. Dominan pada saat kita dalam kondisi terjaga, menjalani aktifitas sehari-hari yang menuntut logika atau analisa tinggi. Alpha, frekuensi 8 – 12 Hz.Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap waspada. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan ketika kita fokus pada suatu obyek. Gelombang alpha berfungsi sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis yang ringan. Pada level ini sering terjadi mimpi atau hayalan. Theta, frekuensi 4 – 8 Hz. Dominan di saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi dalam, hamper tidur, atau tidur. Delta, frekuensi 0,1 – 4 Hz. Dominan saat tidur lelap tanpa mimpi. Dan juga dialami oleh mereka yang jatuh pingsan atau koma dengan skala yang ‘parah’. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan manusia. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar. Dan di wilayah inilah tidur tahap paling dalam (Rapid Eye Movement) terjadi.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hayang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi dan telinga yang dapat mendengar stimuli.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3ba

0 comments:

Post a Comment

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com