Ketika posisi setengah tidur setengah sadar, pernahkah Anda mengalami badan tidak bisa digerakan, nafas sesak, & melihat bayangan (hantu)? Hampir keseluruhan masyarakat di berbagai belahan bumi mengenal fenomena ini sebagai gangguan jin, apa lagi kalau sumbernya dari orang tua yang lahir tahun 70an
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_uBDg2mzTLhZOWRqSJp2XqcHlSpxINi0VgT1iefRDht6SEdZu58a5r6vU-_o86oRBxr_0TEpRyh37Bk2K6xBG3kqrZ-f8Gj2Jtg-E93mXi0PrwzDCPYJGpFGohs6eMnDBPVJfgMb1l5BL5EaZM--QjUnqF2WycPve3UWjpfdk0DNUEAGIlM2LYW7fuqNE6Nsyx8h3x7dcvH0BevxEgGNTQwVts7WJsnMdEYN-7M=s0-d)
Saya sendiri juga sering mengalami tindihan. Pernah aku cerita sama Ibuku sendiri, beliau memberikanku nasihat, sebelum tidur jangan lupa membaca doa, selain itu juga memberikan nasihat "sebelum tidur bersihkan tempat tidur dengan sapu lidi kecil & jika tindihan, setelah bangun sentuhkan kaki ke tanah & ganti posisi tidur". Mendengar nasihat sentuhkan kaki ke tanah, saya fikir ibuku juga faham ilmu fisika
karena di dalam ilmu fisika (hantu dalam pandangan islam & fisika) jin mempunyai muatan negatif, begitu juga tanah (bumi) yang mempunyai muatan negatif juga sehingga jika berdekatan akan saling tolak-menolak (menjauh). Lalu Bagaimana Islam & Sains melihat fenomena tindihan? Mari kita bahas...
Pandangan Kaca Mata Dokter
Dalam kacamata kesehatan, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun
tidur kemudian merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan
sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur
lumpuh, karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini biasanya
14-17 tahun. Sleep paralysis berlangsung dalam hitungan detik, hingga
menit. Yang menarik lagi, saat tindihan terjadi kita sering mengalami
halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat
tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis. Gejala ini bukan hal yang luar biasa, tapi wajar untuk mereka terutama yang kurang tidur. Saat tubuh terasa sangat lelah, kurang tidur, ternyata otak tak bisa diajak kompromi untuk istirahat. Sleep paralysis Ini terjadi karena Otak manusia masih terjaga, namun tubuh telah/sedang tidur. Otak hanya bisa membuat indra tertentu terjaga, seperti mata yang masih bisa melihat, telinga yang masih bisa mendengar stimuli. Secara sais, gelombang otak bisa dijelaskan menjadi 4 tahap:
Beta, Frekwensi 12 - 25 Hz
Dominan pada saat
kita dalam kondisi terjaga, menjalani aktifitas
sehari-hari yang menuntut logika atau analisa tinggi,
misalnya mengerjakan soal matematika, berdebat, olah
raga, dan memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang
beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9
obyek secara bersamaan.
Alpha,
frekuensi 8 - 12 Hz.
Dominan pada saat
tubuh dan pikiran rileks dan tetap waspada. Misalnya
ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan
ketika kita fokus pada suatu obyek. Gelombang alpha
berfungsi sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah
sadar. Alfa juga menandakan bahwa seseorang dalam
kondisi light trance atau kondisi hypnosis yang
ringan.
Theta,
frekuensi 4 - 8 Hz
Dominan saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi
dalam, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi.
Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah
sadar.
Delta, Frekwensi 0,1 - 4 Hz
Dominan saat
tidur lelap tanpa mimpi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak
mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari tahap gelombang beta atau keadaan sadar (saat
hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat tahap gelombang delta atau ke
mimpi. Ketika otak mendadak terbangun dari tahap delta, tapi tubuh belum bangun,
di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh
tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain
yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya,
sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur
mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur),
kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan
mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda
mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila
tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan
sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri
dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama
setiap malam. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda
narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep
apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi. Jika kita sering mengalami
tindihan, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa
minggu. Tindihan umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang
(wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir
terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi
tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.
Jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli
tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya
dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung
berapa lama. Catatan yang telah kita buat akan membantu ketika
memeriksakan diri ke dokter.
Gangguan Lain Selain sleep paralysis, ada gangguan tidur lainnya.
Yaitu, insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita
dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan
secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk
tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali
tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang
diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.
Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset
insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance
insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan
(early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami satu dari
ketiga jenis gangguan tidur ini.
Dalam penelitian dilaporkan bahwa di Amerika Serikat sekitar 15 persen
dari total populasi mengalami gangguan insomnia yang cukup serius.
Gangguan tidur ini merupakan gangguan yang belum serius jika anda alami
kurang dari sepuluh hari. Untuk mengatasi gangguan ini kita dapat
menggunakan teknik-teknik relaksasi dan pemrograman bawah sadar.
Kebalikan dari insomnia adalah hypersomnia. Seringkali penderita
dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia
membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun
penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih
dan lesu sepanjang hari.
Ada juga gangguan parasomnia, yaitu setengah tidur, setengah terjaga,
biasanya merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tidak
diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama tidur, atau yang terjadi
pada ambang antara terjaga dan tidur. Paling sering muncul dalam bentuk
mimpi buruk yang ditandai dengan mimpi lama dan menakutkan. Biasanya,
orang terduduk di tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak
dengan keras seperti sedang mengalami teror.
Ada juga yang disebut, narcolepsy, gangguan tidur yang diakibatkan
oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan
pengobatan dari seorang dokter ahli jiwa. Penyakit ini berbeda dengan
insomnia yang terjadi secara terus menerus.
Justru penderita narcolepsy ini terkena serangan secara mendadak pada
saat yang tidak tepat, seperti sedang memimpin rapat – biasanya terjadi
serangan pada kondisi emosi yang tegang seperti: marah, takut atau
jatuh cinta. Serangan narcolepsy dapat melumpuhkan seseorang dalam
beberapa menit ketika dia masih sadar dan secara tiba-tiba membawanya ke
alam mimpi.
Ada juga apnea, yang merupakan salah satu gangguan tidur yang cukup
serius. Lebih dari 5 juta penduduk Amerika Serikat mengalami gangguan
ini. Faktor risiko terkena gangguan ini antara lain: kelebihan berat
badan (overweight), usia paruh baya terutama pada wanita, atau usia
lanjut (lansia) yang pernah mengalami ketergantungan obat. Apnea adalah
penyakit yang disebut juga îto fall asleep at the wheelî karena sering
dialami ketika penderita sedang mengemudikan mobil.
Apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari
denyut jantung dan tekanan darah. Ketika terserang, penderita seketika
merasa mengantuk dan jatuh tertidur. Penderita apnea mengalami kesulitan
bernapas bahkan berhenti bernapas pada saat tidur ketika terserang
gangguan ini. Fluktuasi denyut jantung dan tekanan darah yang tinggi
dapat menyebabkan kematian seketika pada penderita.
Gangguan tidur lainnya, seperti berbicara atau berjalan dalam keadaan
tidur, ataupun menggertakkan gigi merupakan gangguan tidur yang tidak
berbahaya. Namun berbahaya jika berjalan dalam tidur menemui objek yang
berbahaya (benda tajam, api, batu) atau terjatuh.
Gangguan berbicara dalam tidur hanya akan mengganggu teman
sekamarnya. Sedangkan menggertak gigi dapat merusak email gigi. Penyakit
menggertak gigi ini disebut dengan bruxism.
Pandangan Kaca Mata Islam
Bisakah karena gangguan setan? Bisa saja. Hal ini bisa juga kombinasi
keduanya sebagaimana orang gila. Jika ia banyak masalah dan stress, ia
bisa jadi gila jika dibiarkan dan bertumpuk. Orang yang seperti ini
hati, iman dan jiwanya lemah sehingga gampang terpengaruh setan bahkan
merasukinya.
Demikian juga bahwa penyakit dan gangguan fisik bisa muncul karena
sebab fisik atau gangguan dari setan sebagaimana tentang hadits ‘ain (gangguan yang ditimbulkan dari pandangan yang tidak baik semisal hasad , pujian dan lain-lain)
Rasulullah SAW bersabda,
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim)
Dan mimpi juga bisa berasal dari setan yaitu mimpi buruk dan mimpi yang bisa membuat pelakunya ketakutan atau merasa terganggu,
Diriwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra,
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti-takuti setan, dan kabar gembira dari Allah.”
Dalam lafadz riwayat Muslim,
“Apabila hari kiamat telah dekat, maka jarang sekali mimpi seorang
muslim yang tidak benar. Dan orang yang paling benar mimpinya di antara
kalian adalah yang paling benar ucapannya. Mimpi seorang muslim adalah
sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam:
(1) Mimpi yang baik sebagai kabar gembira dari Allah. (2) mimpi yang
menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari syetan. (3) dan mimpi yang
timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Karena itu,
jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian
shalatlah, dan jangan menceritakannya kepada orang lain.”
Jadi mimpi ada tiga penyebabnya:
1.mimipi yang baik dari Allah
2.mimpi yang buruk dari syaithan
3.mimpi “bunga tidur” yaitu mimpi karena terbawa pikiran atau
terkejut dengan suatu peristiwa atau ada sesutau yang terus menerus
sedang dipikirkan
Cara mencegahnya
Kita lakukan adab-adab sebelum tidur yang sudah diajarkan oleh Rasulullah saw
berupa doa-doa sebelum tidur. Dan juga adab-adab ketika terbangun dari
tidur karena mimpi buruk. Karena Allah yang menjaga kita selama kita
tidur. Keadaan tidur memang membuat kita lalai sehingga beberapa ulama
(sebagian pendapat) menjelaskan bahwa tidur adalah mati “kecil”.
Firman Allah Ta’ala,
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;
Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum
yang berfikir.” (Az-Zumar : 42)
Ibnu Abbas ra berkata,
“Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam
mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika
masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang
sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya, sampai batas waktu tertentu yaitu selama hidupnya.”
Pengalaman saya tentang tindihan,
Kesimpulan dari pengalamanku sebenarnya sama dengan pembahasan dari sudut pandang kesehatan & islam seperti tulisan di atas. Aku pernah mengalami, ketika tindihan berlangsung, dalam hatiku membaca ayat kursi, terdengar sangat jelas sekali di telingaku suara teriakan "panas... panas... panas..." berulang-ulang hingga aku terbangun sadar 100% masih dalam posisi membaca ayat kursi karena belum selesai bacaanya. Pernah juga aku sebelum tidur sudah wudhu & membaca doa seperti yang dicontohkan Rasulullah saw, ketika sepertiga malam, masih setengah sadar terbangun dalam keadaan tindihan, membaca ayat kursi berulang-ulang masih belum sadar 100% hingga beberapa menit kemudian sadar sendiri. Intinya fenomena tindihan (sleep paralysis atau tidur lumpuh) itu memang dari gangguan kesehatan, hanya saja setan/jin menambahinya dengan gangguan mereka
Sumber: doktersehat.com & muslimafiyah.com
Secara sain, gelombang
pada otak dapat dijelaskan sebagai berikut (dalam
http://danielrsn.wordpress.com) :
Dalam otak terdapat jutaan sel syaraf yang saling berinteraksi,
interaksi tersebut adalah berupa lompatan impuls yang berupa sinyal
listrik dari satu neuron ke neuron yang lain. Lompatan – lompatan impuls
ini kemudian menghasilkan suatu gelombang, semakin cepat frekuensi
lompatan impuls maka semakin besar frekuensi gelombang yang dihasilkan.
Besarnya frekuensi gelombang otak menandakan kondisi fisik, kesadaran.
dan pikiran kita..
Betha, frekuensi 12 – 25 Hz. Dominan pada saat kita dalam kondisi
terjaga, menjalani aktifitas sehari-hari yang menuntut logika atau
analisa tinggi.
Alpha, frekuensi 8 – 12 Hz.Dominan pada saat tubuh dan pikiran
rileks dan tetap waspada. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis,
berdoa dan ketika kita fokus pada suatu obyek. Gelombang alpha berfungsi
sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alfa juga menandakan
bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis yang
ringan. Pada level ini sering terjadi mimpi atau hayalan.
Theta, frekuensi 4 – 8 Hz. Dominan di saat kita dalam kondisi
hypnosis, meditasi dalam, hamper tidur, atau tidur.
Delta, frekuensi 0,1 – 4 Hz. Dominan saat tidur lelap tanpa mimpi.
Dan juga dialami oleh mereka yang jatuh pingsan atau koma dengan skala
yang ‘parah’. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone
yang baik bagi kesehatan manusia. Bila seseorang tidur dalam keadaan
delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya
sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar. Dan di
wilayah inilah tidur tahap paling dalam (Rapid Eye Movement) terjadi.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hayang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang
tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak
bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun
karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra
tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi
dan telinga yang dapat mendengar stimuli.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal
yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang
tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak
bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun
karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra
tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi
dan telinga yang dapat mendengar stimuli.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal
yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang
tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak
bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun
karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra
tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi
dan telinga yang dapat mendengar stimuli.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal
yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang
tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak
bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun
karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra
tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi
dan telinga yang dapat mendengar stimuli.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3baa
Gejala ini bukan hal
yang luar biasa, amat wajar terjadi terutama pada mereka yang kurang
tidur. Saat tubuh sangat lelah, sedang beristirahat, ternyata otak tidak
bisa diajak kompromi untuk istirahat. Otak manusia masih terjaga, namun
karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indra
tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik/melihat situasi
dan telinga yang dapat mendengar stimuli.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tautawtau/kejadian-tindihan-antara-medis-sains-dan-mistis_550b4177a33311ba102e3ba